A.
Definisi
HIV
adalah penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh,dan AIDS adalah kumpulan
gejala akibat kekurangan atau kelemahan sistem kekebalan tubuh yang dibentuk setelah
lahir.
AIDS
merupakan singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome.Acquired artinya
didapat, jadi bukan merupakan penyakit turunan, immuno berarti sistem kekeblan
tubuh,Deficiency artinya kekurangan, sedangkan syndrome adalah kumpulan
gejala.AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang merusak kekebalan
tubuh, sehingga mudah diserang oleh penyakit-penyakit lain yang berakibat
fatal.Padahal penyakit-penyakit tersebut misalnya berbagai
virus,cacing,jamur,protozoa,dan basil tidak menyebabkan gangguan yang berarti
pada orang yang sistem kekebalannya normal.Selain penyakit
infeksi,penderita AIDS juga mudah terkena kanker.Dengan demikian gejala
AIDS amat bervariasi.Virus yang menyebabkan penyakit ini adalah virus HIV
(Humman Immuno-deficiency Virus).
B.Stadium
HIV
Infeksi
HIV memilikin 4 stadium sampai nantinya menjadi AIDS, yaitu :
a.
Stadium I,Ibu dengan HIV positif tidak akan menunjukkan gejala klinis
yang berarti sehingga ibu akan tampak sehat seperti orang normal dan mampu melakukan
aktifitasnya seperti biasa.
b.
Stadium II, Sudah mulai menunjukkan gejala yang ringan seperti terjadi
penurunan berat badan kurang dari 10%,infeksi yang berulang pada saluran nafas
san kulit.
c.
Stadium III,Ibu dengan HIV sudah tampak lemah,gejala dan infeksi sudah mulai
bermunculan dan ibu akan mengalami penurunan berat badan yang lebih berat
,diare yang tidak kunjung sembuh ,demam yang hilang timbul, dan mulai mengalami
infeksi jamur pada rongga mulut bahkan infeksi sudah menjalar sampai ke
paru-paru.
d.
Stadium IV,Pasien akan menjadi AIDS aktivitas akan banyak dilakukan di tempat
tidur karena kondisi dan keadaan sudah mulai lemah ,serta infeksi mulai
bermunculan di mana-mana dan cenderung berat.
C.Etiologi
Dengan
melihat tempat hidup HIV, tentunya bisa diketahui penularan HIV terjadi kalau
ada cairan tubuh yang mengandung HIV,seperti hubungan seks dengan pasangan yang
mengidap HIV, jarum suntik,dan alat-alat penusuk (tato,penindik,dan cukur) yang
tercemar HIV dan ibu hamil yang mengidap HIV kepada janin atau disusui oleh
wanita
Yang mengidap HIV (+).Bayi yang dilahirkan
oleh ibu yang terkena HIV lebih mungkin tertular.Walaupun janin dalam kandungan
dapat terinfeksi ,sebagian besar penularan terjadi waktu melahirkan atau menyusui,
bayi lebih mungkin tertular jika persalinan berlanjut lama.Selama proses
persalinan, bayi dalam keadaan beresiko tertular oleh darah ibu,Air susu ibu
(ASI) dari ibu yang terinfeksi HIV juga mengandung virus itu. Jadi jika bayi
disusui oleh ibu HIV (+), bayi bisa tertular.
a.
Prediksi Penularan tanpa Pencegahan dari Ibu ke bayinya
•
Selama kehamilan : 5 – 10 %
•
Selama persalinan : 10 -20 %
•
Selama menyusui : 10 -20 %
b.
Prediksi Penularan dari Ibu ke bayinya
• Selama kehamilan : 5 – 30 %
• Selama persalinan : 25 - 35 %
• Selama menyusui : 30 - 45 %
c.Menyusui
Bayi dari Ibu HIV Positif
•
Bila pengganti ASI tersedia, diterima, terjamin berkelanjutan, dan aman maka
dianjurkan tidak menyusui
•
Jika tidak ada pilihan: hanya boleh ASI Eksklusif 6 bulan
•
Setelah 6 bulan secepatnya disapih dari ASI
•
Setelah penyapihan diberikan makanan pengganti ASI yang mengandung tinggi
energi dan protein, mikronutrien, dan kalsium Mengingat bahaya dan peningkatan
kasus yang semakin tinggi dan penatalaksanaan yang semakin komplek, maka
pemahaman tentang HIV/AIDS sangat diperlukan bagi kita semua.
D.Patofisiologi
HIV adalah jenis parasit obligat yaitu virus yang
hanya dapat hidup dalam sel atau media hidup. Virus ini “senang” hidup dan
berkembang biak pada sel darah putih manusia. HIV aka nada pada cairan tubuh
ynag mengandung sel darah putih seperti : darah,cairan plasenta,air mania atau
cairan sperma,cairan sumsum tulang,cairan vagina,air susu ibu atau cairan otak.
HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah
putih yang bertugas menangkal infeksi.Sel darah putih tersebut termasuk
limfosit yang disebut “sel T-4” atau disebut juga “sel CD-4”.
Setelah terinfeksi HIV,50-70% penderita akan
mengalami gejala yang disebut syndrome HIV akut.Gejala ini serupa dengan gejala
infeksi virus pada umumnya yaitu berupa demam,sakit kepala,sakit
tenggorokan,miagia(pegal-pegal diekstermitas bawah) pembesaran kelenjar dan
rasa lemah.
Pada sebagian orang, infeksi berat dapat disertai
kesadaran menurun.Sindrom ini biasanya akan menghilang dalam beberapa
minggu.Dalam waktu 3-6 bulan kemudian,tes serologi baru akan positif ,karena
telah terbentuk anti body.Masa 3-6 bulan ini disebut Window Periode, dimana
penderita dapat menularkan namun secara labolaturium hasil tes HIV-nya masih
negatif.
E.Gejala klinis
Berbagai gejala ataupun tanda-tanda seseorang terjangkit atau terinfeksi
AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik.
Kebanyakan kondisi tersebut akibat infeksi
oleh bakteri, virus, fungi dan parasit, yang biasanya
dikendalikan oleh unsur-unsur sistem
kekebalan tubuh yang dirusak HIV. Infeksi
oportunistik umum didapati pada penderita AIDS.HIV mempengaruhi hampir semua organ tubuh. Penderita AIDS juga beresiko lebih besar
menderita kanker
seperti sarkoma Kaposi, kanker
leher rahim, dan kanker
sistem kekebalan yang disebut limfoma.
Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik,seperti demam, berkeringat (terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar, kedinginan, merasa lemah, serta penurunan berat badan.Infeksi oportunistik tertentu yang diderita pasien AIDS, juga tergantung pada tingkat kekerapan terjadinya infeksi tersebut di wilayah geografis tempat hidup pasien.Diagnosis HIV/AIDS di negara berkembang Diagnosis sering terlambat karena : Diagnosis klinis dini sulit karena periode asimptomatik yang lama. Pasien enggan / takut periksa ke dokter Sering pasien berobat pada stadium AIDS dengan infeksi oportunistik yang sulit didiagnosis
Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik,seperti demam, berkeringat (terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar, kedinginan, merasa lemah, serta penurunan berat badan.Infeksi oportunistik tertentu yang diderita pasien AIDS, juga tergantung pada tingkat kekerapan terjadinya infeksi tersebut di wilayah geografis tempat hidup pasien.Diagnosis HIV/AIDS di negara berkembang Diagnosis sering terlambat karena : Diagnosis klinis dini sulit karena periode asimptomatik yang lama. Pasien enggan / takut periksa ke dokter Sering pasien berobat pada stadium AIDS dengan infeksi oportunistik yang sulit didiagnosis
GEJALA Klinis pada seseorang yang terkena HIV
- Batuk lebih dari 2 3 minggu Penurunan berat badan menyolok > 10 % Panas > 1 bulan Diare > 1 bulan Perhatikan : kandidiasis oral Herpes zooster yang luas, kambuhan Sariawan rekuren dan berat
- Penyakit kulit : dermatitis seborroik kambuhan, psoriasis prurigo noduler, dermatitis generalisata Limfadenopati generalisata Infeksi jamur kambuhan ( kandidiasis vagina / keputihan ) pada alat kelamin wanita
- Pneumonia berat berulang Pasien TBC terutama : TB ekstrapulmonal : limfadenitis TB, efusi pleura TB, TB intestinal, TB peritoneal, TB kulit TB paru + kandida oral TB MDR , TB-XDDIAGNOSIS
F.Prognosis
Pemaparan
terhadap HIV selalu tidak mengakibatkan penularan,beberapa orang yang terpapar
HIV selama bertahun-tahun bisa tidah terinfeksi.Di sisi lain seseorang yang
terinfeksi bisa tidak menampakkan gejala selama lebih dari 10 tahun.Tanpa
pengobatan,infeksi HIV mempunyai resiko 1-2% untuk menjadi AIDS pada tahun
pertama.Resiko ini meningkat 5% pada tahun berikutnya.teknik penghitungan
jumlah virus HIV (plasma RNA) dalam darah polymerase chain reaction(PCR) dan
branched deoxyribo nucleid acid(Bdna) test membantu dokter untuk memonitor efek
pengobatan dan membantu penilaian prognosis penderita.Kadar virus ini akan
bervariasi mulai kurang dari beberapa ratus sampai lebih dari sejuta virus RNA.
Dengan
HIV,antibodinya di hasilkan dalam jangka waktu 3-8 minggu.Tahap berikutnya
sebelum antibodi tersebut dapat di deteksi di kenal sebagai(window).Pengujian
dapat dilakukan dengan sampel darah,air kencing,air liur .
G.Penanganan
agar tidak terjadi penularan HIV/AIDS dari ibu ke bayi
Pencegahan
HIV dari ibu ke bayi dengan cara :
Perode
antenatal : penggunaan antiretroviral selama kehamilan,
agar vital load rendah shg jml virus yg ada dlm darah dan cairan tbh kurang
efektif untuk menularkan HIV Saat melahirkan : penggunaan ARV saat persalinan
dan BBL, persalinan sebaiknya SC (terbukti mengurangi risiko
penularan 80%)
Setelah
persalinan : informasi yg lengkap pd ibu ttg risiko ASI.
- Wanita hamil dg HIV akan memproduksi antibodi IgG
- IgG menembus plasenta ke janin
- Darah tali pusat memberi hsl positif saat test ELISA (enzime linked immunosorbent assay).
Ibu HIV positif dapat mengurangi
resiko bayinya tertular dengan mengkonsumsi obat anti retroviral (ARV), menjaga
proses kelahiran agar tetap singkat waktunya,hindari menyusui pada saat
penggunaan ARV,dan syarat diet pada orang dengan HIV : kebutuhan zat gizi
dihitung sesuai dengan kebutuhan individu,menghindari rokok,kafein,dan alcohol.
H.Penanganan
Persalinan Pada Ibu Dengan HIV/AIDS
Saat
membantu persalinan pada seorang ibu yang terinfeksi HIV/AIDS, sebaiknya
menggunakan pencegahan infeksi terhadap perlindungan diri sendiri, sebab jika
tubuh kita sedang dalam keadaan lemah dan terdapat luka,besar kemungkinan kita
akan tertular, oleh sebab itu pada saat membantu persalinan pada pasien dengan
riwayat HIV/AIDS ini, Gunakanlah pencegah infeksi yang aman bagi tubuh
kita sendiri karena darah yang akan keluar setelah ibu melahirkan dapat menular
pada tubuh kita yang sistem kekebalan tubuhnya sedang melemah.
Biasanya
pasien dengan riwayat HIV/AIDS ini harus ditolong dengan cara section caesaria
(SC) /operasi cesar, karena apabila bayi lahir melalui vagina ibu ditakutkan
bayi akan tertular HIV/AIDS, sebab darah yang keluar dari vagina akan segera
menyerang tubuh bayi yang belum mendapatkan sistem kekebalan tubuh.
Bayi
yang lahir dari seorang riwayat HIV/AIDS tidak boleh menyusui bayinya, sebab
besar kemungkinan bayi akan tertular HIV/AIDS dari ibunya karena cairan yang
dihisap bayi (ASI) akan langsung mengalir keseluruh tubuh bayi. Untuk menjaga
agar bayi tidak tertular sebaiknya diberikan susu formula untuk menjaga bayi
agar tidak tertular HIV/ADIS sehingga nutrisi bayi juga terpenuhi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar