BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian
Bayi baru lahir
adalah Bayi baru lahir adalah bayi yang
baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari
kehidupan intrautrine ke kehidupan extrautrine
(Jumiarni, 1994).
(Jumiarni, 1994).
Adapun rencana asuhan bayu baru lahir adalah :
1.
Pencegahan Infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang
disebabkan oleh paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses
persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Sebelum menangani
bayi baru lahir penolong harus melakukan upaya pencegahan infeksi berikut :
- Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi.
- Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan.
- Memastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan,
terutama klem, gunting, penghisap lendirDeL ee dan benang tali pusat telah
didesinfeksi tingkat tinggi atau steril. Gunakan bola karet yang baru dan
bersih jika ingin melakukan penghisapan lendir dengan alat tersebut.
- Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang
digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikian pula halnya
timbangan, pita pengukur, thermometer, stetoskop dan benda lain yang akan
bersentuhan dangan bayi juga bersih.
2. Menjaga
kehangatan
a. Keringkan
tubuh bayi tanpa membersihkan verniks
keringkan tubuh
bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan
tanpa membersihkan verniks. Verniks akan membantu mengahangatkan tubuh bayi.
Ganti handuk basah dengan handuk/ kain yang kering. Biarkan bayi diatas ibu.
b. letakkan
bayi agar terjadi kontak kulit ibu ke kulit bayi
letakkan bayi
tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada atau
diperut ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi
sedikit lebih rendah dari puting payudara ibu. Biarkan bayi tetap melakukan
kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.
c. Selimuti ibu
dan bayi dan pakaikan topi di kepala bayi
selimuti tubuh ibu dan bayi dengan
kain hangat dan pasang topi di kepala bayi. Bagian kepala bayi memiliki luas
permukaan yang relatif luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika
bagian tersebut tidak tertutup.
d. Jangan
segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Lakukan
penimbangan setelah satu jam kontak kulit ibu ke kulit bayi dan bayi selesai
menyusu.Karena BBL cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya ( terutama juka
tidak berpakaian ), sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti
dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat di nilai dari
selisih berat bayi pada saat berpakaian /di selimuti di kurangi dengan berat
pakaian / selimut. Bayi sebaiknya di mandikan enam jam setelah lahir.
Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama setelah lahir dapat menyebabkan
hipoternia yang sangat membahayakan kesehatan bayi baru lahir.
e.
Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat
Tempatkan bayi
di lingkungan yang hangat. Idealnya bayi baru lahir di tempatkan di tempat
tidur yang sama dengan ibunya. Ini adalah cara yang mudah untuk menjaga agar
bayi tetap hangat, mendorong ibu segera menyusukan bayinya dan mencegah paparan
infeksi pada bayi.
f. Bayi
jangan di bedong
Bayi
jangan di bedong terlalu ketat. Hal ini akan menghambat gerakan bayi.
3. Penilaian Awal
Biasanya untuk mengevaluasi bayi baru
lahir pada menit pertama dan menit kelima
setelah kelahirannya menggunakan
sistim APGAR. Nilai APGAR akan membantu
dalam, menentukan tingkat keseriusan
dari depresi bayi baru lahir yang terjadi serta
langkah segera yang akan diambil.
Hal yang perlu dinilai antara lain warna kulit bayi,
frekuensi jantung reaksi terhadap
rangsangan, aktivitas tonus otot, dan pernapasan bayi,
masing-masing diberi tanda 0, 1 atau
2. sesuai dengan kondisi bayi.
Bayi normal akan menangis spontan
segera setelah lahir. Apabila tidak langsung menangis, penolong segera
membersihkan jalan napas dengan cara sebagai berikut :
·
Letakkan
bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
·
Gulung
sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala
tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus lebih sedikit tengadah ke belakang.
·
Bersihkan
hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari
tangan yang dibungkus kasa steril.
·
Tepuk
kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain
kering. Dengan rangsangan ini biasanya bayi segera menangis. Kekurangan zat
asam pada bayi baru lahir dapat menyebabkan kerusakan otak. Sangat penting
membersihkan jalan napas, sehingga upaya bayi bernapas tidak akan menyebabkan
aspirasi lendir (masuknya lendir ke paru-paru).
·
Alat
penghisap lendir mulut (DeLee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung
oksigen dengan selangnya harus telah siap di tempat.
·
Segera
lakukan usaha menghisap mulut atau hidung.
·
Petugas
harus memantau dan mencatat usaha napas yang pertama.
·
Warna
kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan.
Bantuan untuk memulai pernapasan
mungkin diperlukan untuk
mewujudkan ventilasi yang adekuat.
·
Dokter
atau tenaga medis lain hendaknya melakukan resusitasi setelah satu menit bayi tak
bernapas.
4. Memotong dan Merawat Tali Pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir
tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi
kurang bulan. Apabila bayi lahir tidak menangis, maka tali pusat segera
dipotong untuk memudahkan melakukan tindakan resusitasi pada bayi. Tali pusat
dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan dibuat ikatan baru. Luka tali
pusat dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70% atau povidon iodine 10% serta
dibalut kasa steril. Pembalut tersebut diganti setiap hari atau setiap tali
basah atau kotor.
1. Sebelum memotong tali pusat,
dipastikan bahwa tali pusat telah
diklem dengan baik untuk mencegah
terjadinya perdarahan.
a.
Alat pengikat tali pusat atau klem harus selalu siap tersedia di ambulans, di
kamar bersalin, ruang penerima bayi, dan ruang perawatan bayi.
b. Gunting steril
c. Pantau kemungkinan terjadinya
perdarahan dari tali pusat.
e. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi
Pada waktu baru lahir, bayi belum
mampu mengatur tetap suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk
membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat. Suhu tubuh
bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu
tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus dicatat.
5. Pemberian ASI
Rangsangan hisapan bayi pada puting susu akan diteruskan
oleh serabut syaraf ke hipofisis anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin.
Prolaktin inilah yang memacu payudara untuk menghasilkan
ASI. Semakin bayi menghisap puting susu akan semakin banyak prolaktin dan ASI
dikeluarkan. Produksi ASI akan optimal setelah hari ke 10-14 usia bayi. Bayi
sehat akan mengkonsumsi 700-800 ml ASI perhari untuk tumbuh kembang bayi.
Produksi ASI mulai turun 500-600 ml setiap enam bulan pertama dan menjadi
300-500 ml pada tahun kedua usia anak.
Pastikan bahwa pemberian ASI mulai dalam waktu 30 menit
setelah bayi lahir. Anjurkan ibu untuk memeluk dan mencoba untuk menyusui bayi
setelah tali pusat diklem dan dipotong.
1. Pemberian ASI memiliki beberapa keuntungan, antara lain:
a. Memulai pemberian ASI secara dini akan merangsang
produksi ASI.
b. Memperkuat refleks menghisap (refleks menghisap awal pada
bayi paling kuat pada beberapa jam pertama setelah lahir)
c. Memulai pemberian ASI secara dini akan memberikan
pengaruh yang positif bagi kesehatan bayi.
d. Mempromosikan hubungan emosional antara ibu dan bayi.
e. Memberikan kekebalan pasif segera kepada bayi melalui
colostrum.
f. Merangsang kontraksi uterus.
Ø Pedoman Umum untuk Ibu saat Menyusui
a. Mulai menyusui segera setelah bayi lahir dalam 30 menit
pertama.
`b. Jangan memberikan makanan dan
minuman lain kepada bayi (misalnya air, madu, larutan gula atau pengganti susu
ibu kecuali pada indikasi yang jelas atas alasan-alasan mereka).
c. Jarang sekali para ibu cukup memiliki ASI sehingga
membutuhkan asupan susu buatan tambahan.
d. Berikan ASI saja selama enam bulan pertama kehidupannya.
e.
Berikan ASI kepada bayi sesuai dengan kebutuhannya, baik siang maupun malam
(delapan kali atau lebih dalam 24 jam) selain bayi menginginkannya.
3. Refleks Laktasi
Terdapat
dua mekanisme refleks laktasi pada ibu yaitu refleks prolaktin don refleks
oksitosin yang berperan dalam produksi ASI dan involutio uteri. Pada bayi
terdapat tiga jenis refleks, yaitu:
a.
Refleks Mencari Puting Susu (rooting
refleks)
Rrefleks akan menoleh ke arah dimana terjadi sentuhan pada
pipinya. Bayi akan membuka membuka mulutnya apabila bibirnya disentuh dan
berusaha untuk menghisap benda yang disentuhkan tersebut.
b. Refleks Menghisap (sucking refleks)
Rangsangan puting susu pada langit-langit bayi menimbulkan
refleks menghisap. Hisapan ini akan menyebabkan areola dan punting susu ibu
tertekan gusi, lidah dan langit-langit bayi sehigga sinus laktiferus dibawah,
areola dan ASI terpancar keluar.
c. Refleks Menelan (Swalowwing refleks)
Kumpulan ASI didalam mulut bayi mendesak otot-otot didaerah
mulut dan faring untuk mengaktifkan refleks menelan dan mendorong ASI kedalam
lambung bayi. (Asuhan Persalinan Normal, Revisi 2007 ).
6. Memberi Vitamin K
Kejadian perdarahan Karena defisiensi vitamin K pada bayi
baru lahir dilaporkan cukup tinggi, berkisar antara 0.25-0.5%. Untuk mencegah
terjadinya perdarahan tersebut, diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0.5-1
mg secara im.
7. Memberi Obat Tetes atau Salep Mata
Di daerah di mana prevalensi gonorhoe tinggi, setiap bayi
baru lahir perlu diberi salep mata sesudah lima jam. bayi lahir. Pemberian obat
mata cloramphenikol 0,5% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena
klamidia (penyakit menular seksual).
8.Memberikan imunisasi Hepatitis B
Imunisasi
hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi hepatitis B terhadap
bayi,terutama jalur penularan ibu pada bayi.imunisasi Hepatitis B pertama di
berikan 1 jam setelah pemberian vit K,Pada saat bayi baru berumur 2
jam.Selanjutnya hepatitis B dan DPT diberikan pada umur 2 bulan,3 bulan dan 4
bulan.di anjurkan BCG dan OPV diberikan pada saat bayi berumur diberikan
sebanyak 3 kali pada umur 2 bulan,3 bulan dan 4 bulan.lakukan pencatatan dan
anjurkan ibu untuk kembali pada jadwal imunisasi berikutnya.
9.Pemantauan Bayi Lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui
aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru
lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak
lanjut petugas kesehatan.
¨ Dua jam Pertama Setelah Lahir
Hal-hal yang dinilai waktu
pemantauan bayi pada jam pertama
sesudah
lahir meliputi :
- Kemampuan menghisap kuat atau lemah
- Bayi tampak aktif atau lunglai
- Bayi kemerahan atau biru
- Kemampuan menghisap kuat atau lemah
- Bayi tampak aktif atau lunglai
- Bayi kemerahan atau biru
10. Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus
Adaptasi bayi baru lahir terhadap
kehidupan di luar uterus menurut
Maryunani dan Nurhayati (2008)
adalah :
1. Penyesuaian sistim pernapasan
Penyesuaian
yang paling kritis dan segera terjadi yang dialami bayi baru lahir adalah sistim
pernapasan. Udara harus diganti oleh cairan yang mengisi saluran pernapasan
sampaialveoli.
2.
Penyesuaian sistem kardiovaskuler / sistim sirkulasi jantung mulai berdenyut
pada minggu ketiga kehamilan. Selama kehidupan janin, jantung mendistribusikan oksigen
dan zat nutrisi yang disuplai melalui plasenta. Selama kehidupan janin, darah
sebagian besar melalui paru- paru dan hepar melalui duktus, venosus, foramen
ovale dan arteriosus.
3. Penyesuaian sistim termoregulasi
Termogeneses berarti produksi panas.
Temprature pada bayi pada saat
lahir
adalah sekitar 3 derajat lebih tinggi dari ibunya. Namun, pada detik kedua,
terdapat penurunan yang tajam pada temprature tubuh yang dikeluarkan melalui
konveksi, evaporasi, konduksi dan radiasi.
4. Penyesuaian gastro intestinal
Sebelum
lahir, janin cukup menghisap dan menelan air ketuban. Refleks gumoh dan batuk
yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir.
5. Penyesuaian sistem kekebalan
tubuh
Pada
masa awal kehidupan janin, sel-sel yang menyuplai imunitas janin sudah mulai
berkembang. Namun sel-sel ini tidak aktif selama beberapa bulan. Bayi baru
lahir dilindungi oleh kekebalan pasif yang diterima dari ibunya. Namun bayi
sangat rentan terhadap
Mikroorganisme, oleh karena itu bayi
rentan terkena infeksi
20
11.
Pengukuran Rutin Bayi Baru Lahir
Pengukuran rutin bayi baru lahir
nenurut Maryunani dan Nurhayati
(2008), yaitu :
a. Berat badan
Berat
badan pada bayi cukup bulan normalnya 2500-4000 gram. Timbang berat badan bayi
segera setelah lahir karena dapat terjadi penurunan berat badan secara cepat.
b. Panjang badan
Panjang
badan diukur dari puncak kepala sampai tumit pada bayi cukup bulan normalnya
48-53 cm. terkadang agak sulit dilakukan pada bayi cukup karena adanya molase,
ekstensi lutut tidak sempurna. Bila panjang badan kurang dari 45 cm atau lebih
dari 55 cm perlu dicermati adanya penyimpangan kromosom.
c. Lingkar kepala
Lingkar
kepala diukur dangan meteran, mulai dari bagian depan kepala (diatas alis atau
area frontal) dan. area occipital dusebut oksipitofrontalis yang merupakan
diameter terbesar. Lingkar kepala normalnya 31-35,5 cm pada bayi cukup bulan.
d. Lingkar dada
Lingkar
dada pada bayi cukup bulan normalnya 30,5-33 cm. sekitar 2 cm lebih kecil dari
lingkar kepala. Pengukuran dilakukan tepat pada garis bawah dada. Bila panjang
badan kurang dari 30 cm perlu dicurigai adanya premature.
Pada Pemeriksaan Pada Bayi Menurut Saifuddin (2006), lakukan
pemeriksaan fisik yang lengkap ketika
memeriksa bayi baru lahir :
1. Gunakan tempat yang hangat dan
bersih untuk pemeriksaan
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah
pemeriksaan, gunakan sarung
tangan dan bertindak lembut pada
saat menangani bayi
3. Lihat, dengarkan dan rasakan
tiap-tiap daerah, dimulai dari kepala dan
berlanjut secara sistematis menuju
jari kaki
4. Jika ditemukan faktor resiko atau
masalah, carilah bantuan lebih lanjut
yang memang diperlukan
5. Rekam hasil pengamatan dan tiap
tindakan jika diperlukan bantuan
lebih lanjut
a. Pemeriksaan fisik pada Bayi
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik
BBL, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan, antara lain
:
¨
Bayi
sebaiknya dalam keadaaan telanjang di bawah lampu terang sehingga bayi tidak
mudah kehilangan panas atau lepaskan pakaian pada daerah yang diperiksa
¨
Lakukan
prosedur secara berurutan dari kepala dan kaki atau lakukan prosedur yang
memerlukan observasi ketat lebih dahulu, seperti paru, jantung dan abdomen.
¨
Lakukan
prosedur yang mengganggu bayi seperti pemeriksaan refleks pada tahap akhir
¨
Bicara
lembut, pegang tangan bayi di atas dadanya atau lainnya
b. Hal-hal yang Akan Diperiksa
¨ Penampilan secara umum
Yang dinilai penampilan secara umum
adalah seperti tangisan bayi,
ukuran tubuh bayi apakah kecil, besar atau kurus
¨ Tanda-tanda fisik
-
Tingkat pernapasan
Bayi yang
baru lahir umumnya bernapas antara 30-60 x/menit, dihitung selama satu menit
penuh dengan mengamati naik turun perutnya, bayi dalam keadaan tenang.
-
Detak jantung
Jantung
BBL normalnya berdetak antara 120-160 x/menit dengan menggunakan stetoskop
dapat didengar dengan jelas di telinga.
-
Suhu
tubuh
Suhu tubuh
BBL normalnya 36,5-37,5°C diukur di daerah ketiak bayi selama 15 menit dengan
menggunakan thermometer.
-
Kepala
Lakukan
inspeksi daerah kepala, lihat apakah ada molase, Caput succadenum dan chepal
hematoma, perdarahan atau kelainan lainnya.
-
Telinga
Untuk
memeriksa telinga bayi tataplah mukanya. Bayangkan sebuah garis melintas kedua
matanya, normalnya beberapa bagian telinga harus berada di garis ini.
-
Mata
Lihat
kedua mata bayi apakah kedua mata tampak normal dan apakah bergerak bersama,
lakukan pemeriksaan dengan melakukan penyinaran pada pupil bayi. Jika disinari,
kedua mata mengecil berarti dalam keadaan normal. Selanjutnya lihat sclera dan
konjungtivanya.
-
Hidung
dan mulut
Pertama
yang kita lihat apakah bayi dapat bernapas dengan lancar tanpa hambatan,
kemudian lakukan pemeriksaan pada bibir dan langit-langit dengan cara menekan
sedikit pipi bayi untuk membuka mulut bayi kemudian masukkan jari tangan anda
untuk merasakan hisapan bayi.
-
Leher
Periksa
leher apakah ada pembengkakan dan benjolan. Pastikan untuk melihat apakah
kelenjar thyroid bengkak, hal ini merupakan suatu masalah pada BBL.
-
Dada
Yang
diperiksa adalah bentuk dari dada, puting, bunyi napas dan bunyi jantung.
-
Bahu,
lengan dan tangan
Yang
dilakukan adalah melihat gerakan bayi apakah aktif atau tidak kemudian menghitung
jumlah jari.
-
Perut
Pada perut
yang diperhatikan adalah bentuk dari perut bayi, lingkar perut, penonjolan
sekitar tali pusat ketika bayi menangis, perdarahan pada tali pusat, dinding
perut lembek pada saat bayi tidak menangis dan benjolan yang terlihat pada
perut bayi.
-
Alat
kelamin
Pada bayi
laki-laki yang harus diperiksa adalah normalnya dua testis dalam skrotum
kemudian apakah pada ujung penis terdapat lubang. Pada bayi perempuan yang
harus diperiksa adalah normalnya labia mayora dan minora, pada vagina terdapat
lubang, pada uretra terdapat lubang dan terdapat klitoris.
-
Pinggul
Untuk
pemeriksaan pinggul peganglah tungkai kaki bayi. Tekan pangkal paha dengan
lembut ke sisi luar, dengarkan dan rasakan adakah bunyi "klik" ketika
menggerakkan kaki bayi.
-
Kulit
Pada kulit
yang perlu diperhatikan adalah verniks, warna, pembengkakan atau bercak-bercak
hitam dan kemerahan seperti tanda lahir.
-
Punggung
dan anus
Lihat
punggung apakah terdapat kelainan atau benjolan, apakah anus berlubang atau tidak.
-
Tungkai
dan kaki
Yang perlu
diperiksa adalah gerakan kaki, bentuk simetris kaki, panjang kedua kaki dan jumlah jari pada kaki
-
Pinggul
Untuk
pemeriksaan pinggul peganglah tungkai kaki bayi. Tekan pangkal paha dengan
lembut ke sisi luar, dengarkan dan rasakan adakah bunyi "klik" ketika
menggerakkan kaki bayi.
-
Kulit
Pada kulit
yang perlu diperhatikan adalah verniks, warna, pembengkakan atau bercak-bercak
hitam dan kemerahan seperti tanda lahir.
c. Penilaian
Bayi untuk Tanda-Tanda Kegawatan
Menurut Prawirohardjo (2002). Bayi
baru lahir dinyatakan sakit apabila
mempunyai salah satu atau beberapa tanda
berikut :
1. Pernapasan sulit atau lebih dari 60 x/menit.
2. Kehangatan dengan suhu antara 37-38˚C.
3. Warna kulit (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat memar.
1. Pernapasan sulit atau lebih dari 60 x/menit.
2. Kehangatan dengan suhu antara 37-38˚C.
3. Warna kulit (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat memar.
4. Pemberian makanan seperti hisapan
lemah, mengantuk berlebihan dan banyak
muntah.
5. Tali pusat seperti merah bengkak,
keluar cairan, bau busuk dan pernapasan
sulit
6. Tinja atau kemih seperti tidak berkemih dalam
24 jam, tinja lembek, sering
berwarna hijau tua, ada lender atau darah pada tinja.
7. Aktivitas seperti menggigil atau
tangis tidak biasa, lemas, lunglai, kejang halus, tidak bisa tenang dan menangis terus menerun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar